Sebuah kisah nyata...
Pada suatu hari saya ditelpon seorang sahabat, dia seorang pria yang berinisial G
berusia 45 tahun lebih. Dirinya menyampaikan segala kekhawatiran dalam menjalani kehidupannya
yang dirasakan beberapa tahun terakhir . G memiliki seorang istri yang sangat cantik
dan masih muda, mereka sudah dikaruniai dua orang anak
laki-laki.
Anak pertama, maaf dia memiliki keterbelakangan mental dan adiknya sakit-sakitan yang harus cuci darah setiap bulannya. Apa yang “dikhawatirkannya” selama ini tiba-tiba terbukti,
yakni istrinya kepergok G berselingkuh dikamar
miliknya dengan pria yang konon dia seorang petugas
parkir, yang menurut G karier pria itu tidak sehebat dirinya yang nota bene seorang petinggi perusahaan
ternama di kota ini.
G sangat sedih sekaligus marah, karena dia
begitu sangat mencintai istrinya. Harga dirinya sebagai suami merasa sudah
dihancurkan. Seluruh tubuhnya dia rasakan sangat panas seolah terbakar api.
Setelah kejadian tersebut G tidak lagi mampu mengontrol dirinya. Istrinya sering mendapatkan G sudah
berjalan-jalan menelusuri jalan raya tengah malam dengan telanjang badan. “Panasss …. !” ujar G.
Akhirnya setelah
diberitahu dan dibujuk istrinya, G lantas mau diajak konsultasi. G jadi rajin mengikuti
terapi. Rupanya trauma G sangat mendalam dan luapan emosinya sering menyakiti
perasaan istrinya. Kariernya terancam PHK karena pekerjaannya terbengkalai,
rumah tangganya kacau karena ekonomi semakin pailit, anak-anaknya
menjadi semakin tidak
terperhatikan dan semakin
sakit-sakitan, bahkan rumah mereka satu-satunya harta yang masih tersisa terpaksa dijual dan sekarang mereka mengontrak rumah petak.
“Ya Tuhan padahal saya sudah
memaafkan kesalahan istri. Saya sudah dan terus bertobat atas dosa yang sudah diperbuat,
tapi ujian apalagi yang harus kami hadapi??? Kami sudah ga tahan, rumah seperti neraka… panasss…”. Seperti itu dia sering
berbicara kepada saya.
“Bu tolong bantu saya, saya sudah putus asa,
kasihan istri dan anak-anak saya kalau saya masih terus begini! Saya pengen
percaya diri dan gesit bekerja seperti dulu lagi, saya pengen dicintai & mencintai istri, ingin memberi
nafkah lahir batin tanpa dibayang-bayangi kejadian buruk
itu lagi, saya pengen anak-anak saya sehat.. tapi saya selalu gagal menepis bayangan kejadian buruk
itu, selalu teringat bagaimana istri saya berselingkuh dengan pria miskin
itu,... dst” katanya kepada saya.
Proses konseling dan terapi pun terus berjalan, kadang diselingi hypnosis. Subhanallah... hanya 3 sessi, Alhamdulillah, dengan
uluran tangan Allah yang Maha Berkehendak, atas kuasa dan kasih sayang-Nya sekarang Bapak G sudah kembali semangat
bekerja, kembali memiliki rumah baru yang kini ditinggalinya bersama istri dan anak tercinta,
kembali rekeningnya terisi karena teman-temannya satu persatu mulai
membayar hutang kepada mereka. Dan yang pasti istrinya semakin setia
medampinginya, juga anak-anaknya sehat, aktif dan rajin belajar…
“Alhamdulillaa...h Bu saya baru mendapat rizki besar, selama ini saya ga
bosan berdoa, dan dengan kekuatan pikiran saya selalu membayangkan yang
baik-baik aja. Hasilnya? rekening saya di Bank M terisi lagi.. Ajaib anak saya
juga nggak perlu cuci darah lagi... dan yang ga kalah penting kerjaan saya
sekarang pindah kebagian yang saya impikan selama ini. Saya sangat menikmati
pekerjaan saya... ”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar